Ma'asyirol
Muslimin rahimakumullah ...
Pada
kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri pribadi dan jama’ah
semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan
taqwa adalah sebaik-baik bekal dalam mengarungi kehidupan di dunia ini dan untuk menuju akhirat kelak.
Ma'asyirol
Muslimin rahimakumullah ...
Satu-satunya ibadah
yang diwajibkan secara berulang-ulang dalam setiap hari adalah sholat.
Kewajiban sholat ini dibebankan terus menerus sampai meninggal dunia. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya sholat itu bagi umat manusia. Sehingga harus
dikerjakan berulang-ulang dalam setiap hari seumur hidup kita.
Diawal sholat setelah
takbirotul ihrom Yang berarti kita mengakui bahwa hanya Allah lah yang Maha
Besar, kemudian kita membaca do'a iftitah, (Wajjahtu Wajhiya Lilladzi
fathoros samawati wal Ardli) aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang
menciptakan langit dan bumi, Raja Maha Raja Diraja, Penguasa Dunia dan Akhirat.
(Hanifam Muslim) aku tunduk patuh padamu ya Allah, aku pasrah padamu ya
Allah, apapun yang Engkau perintahkan aku laksanakan dan apapun yang Engkau
larang aku tinggalkan. (wa Ma ana minal Musyrikin) dan saya
tidak menyekutukanMu.
Diakhir sholat kita
mengucapkan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri yang berarti menebarkan
keselamatan di sekeliling kita. Salam
tersebut untuk membuktikan tunduk patuh
dan pasrah kita kepada Allah. Inilah inti dari salam itu. Wahai tetanggaku
engkau adalah saudaraku, engkau selamat dari ucapanku, hartamu selamat dari
tanganku, tak kan kusakiti badanmu, tak kan ku lukai hatimu, mana mungkin aku
menyakitimu, engkau adalah saudaraku sendiri. Jika engkau sakit maka aku pun
juga merasakan sakit, jika bahagia maka aku pun juga merasakan kebahagiaan itu.
Aku tidak sakit hati padamu karena engkau adalah saudaraku sendiri. Bukankah
Rasulullah telah bersabda,"Seorang muslim dengan muslim lainnya bagaikan
satu tubuh".
Dalam al Qur’an
disebutkan bahwa kalau kita membicarakan keburukan orang ketika orang itu tidak
ada di depan kita, maka itu bagaikan kita memakan bangkainya. Diistilahkan
sebagai bangkai, karena orang bersangkutan tidak hadir bersama kita, sehingga
dia tidak bisa membela diri. Dia tidak bisa membantah bagaikan bangkai. Keras
sekali, perumpamaan yang dikemukakan Allah ini. Semua itu adalah peringatan
kepada kita agar selalu menumbuhkan pikiran yang baik kepada orang lain.
Memang, tidak ada
orang yang 100 % baik tanpa cacat sama sekali, demikian juga tidak ada orang
yang 100 % buruk tanpa kebaikan sama sekali. Kita harus adil sebagaimana Allah
adil kepada kita. Kita harus melakukan ihsan, sebagaiman Allah telah melakukan
ihsan kepada kita.
Sidang jum’ah yang
terhormat
Marilah kita merenung sejenak,
apakah selama ini kita sudah dapat mewujudkan salam kita tersebut, padahal kita
selalu megucapkannya di setiap akhir sholat. Atau belum ada getaran sama sekali
dari salam kita, sehingga sholat jalan terus akan tetapi mulut dan tangan kita
juga tiada henti menyakiti orang lain. Di sinilah pentingnya pengendalian diri,
untuk mendukung salam tersebut maka Allah mewajibkan puasa. Terhadap yang
halal pun tetap harus dikendalikan, apalagi terhadap yang haram. Agar kita
benar-benar dapat mewujudkan salam tersebut.
Takutlah pada hari
penghitungan amal kita. Kita sudah bangga dengan sholat dan puasa kita, akan
tetapi saat ditimbang ternyata semuanya tidak ada hitungannya. Kita pun menayakan
hal tersebut pada Allah, ya Allah mana bagian dari sholat dan puasaku ?.
Kemudian Allah menjawab," Wahai hambaku benar engkau telah sholat dan
sujud padaku, akan tetapi engkau tidak dapat membuktikannya padaku, engkau
tidak dapat menebarkan keselamatan itu, sholatmu palsu, sujudmu palsu, aku
tidak mau menerimanya, kalau engkau menanyakan bagian dari sholatmu maka
terimalah bagianmu ini (Fawailul lil Mushollin, alladzinahum an sholatihim
sahun). Neraka wail lah bagian untuk orang
yang sholat akan tetapi lalai dalam sholatnya.
Kemudian kita menanyakan
bagian dari puasa kita. Lalu Allah menjawab," Wahai hambaku, dengan sholat
yang engkau laksanakan 5 kali setiap hari selama hidupmu, hatimu tidak tergetar
untuk menebarkan keselamatan, apalagi dengan puasa yang hanya satu bulan, hati,
mulut dan tanganmu belum terkendalikan, maka terimalah bagian dari puasamu (Kam
min Shoimin laisa lahu Min shiyamihi, Illah Ju' wal 'Thsyi) Banyak orang
yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.
Jangan lupakan juga
berbuat kebaikan meskipun sekedar menyingkirkan duri di tengah jalan. Saat kita
membungkukkan badan untuk menyingkirkan duri tersebut, kelihatannya memang
sederhana, akan tetapi dibalik itu ada hal yang sangat mendalam, yaitu kita mempunyai
perhatian kepada sesama manusia. Kita tidak ingin ada orang lain celaka, Janganlah
meremehkan suatu kebaikan, walaupun dianggap sangat kecil, bahkan sekalipun
sekedar tersenyum pada waktu bertemu seorang teman,
Rosulullah bersabda
dengan keras sekali,” Suatu saat Beliau berteriak: Demi Allah dia tidak
beriman, Demi Allah dia tidak beriman, Demi Allah dia tidak beriman.” (Para
Sahabat heran dan bertanya pada Nabi, Siapa dia wahai Nabi ?, Nabi menjawab,”
Yaitu orang yang tetangganya tidak terlindung dari keburukannya.
Sidang Jum’ah yang
duimuliakan Allah…
Marilah kita wujudkan ucapan
salam kita dengan berbagai amal sholeh,
salah satunya yang sebentar lagi kita laksanakan adalah ibadah puasa Tarwiyah
dan Arofah, dan berkurban. Pada hari itu seluruh masyarakat kita harus selamat
dari rasa lapar, karena mendapatkan daging kurban. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya," Tidak beriman seseorang jika sampai membiarkan kucing
tetangganya mati kelaparan". Keras
dan tegas sekali hadis Rasulullah ini. Marilah bagi diantara kita yang mampu,
berkelebihan rizki, kita laksanakan ibadah kurban ini sebagai bukti salam kita
kepada Allah.
Sidang Jum’ah yang
duimuliakan Allah… marilah kita tundukkan kepala, kita mohon kepada Allah
dengan perasaan hati yang paling dalam, jujur, tulus kepada Allah.
Ya Allah hari ini kami
sadar, ijinkan kami untuk menghadapmu disetiap sholat kami. Kami tunduk patuh
padamu ya Allah. Apa pun yang Engkau perintahkan kami laksanakan, apa pun yang
Engkau larang kami tinggalkan ya Allah. Kami pasrah padamu ya Allah. Hidup ini
adalah milikmu, dan suatu saat Engkau pasti
mengambilnya kembali. Jika Engkau ingin mengambilnya maka ambillah ya Allah. Aku pasrah padamu. Ambillah ajalku saat aku sujud padamu ya Allah, saat kami sholat dengan khusu'. Sungguh sholat itu
terasa berat kecuali bagi orang-orang yang khusu' (Wa Innaha Lakabirotun
Illah alal Khosyi'in) . kami rindu
bertemu denganmu ya Allah dalam sholat kami, lindungilah kami dari godaan setan
yang Engkau kutuk, agar kami dapat melaksanakan sholat dengan khusu' dan
tuma'ninah. Terimalah kami ya Allah yang datang menghadapmu dengan membawa
dosa-dosa kami. Terima lah ya Allah. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar