Istighfar Dan Taubat Adalah
Kunci Rizki Dan keberkahan dari Allah Ta'ala
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ؛فيَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا.
Ma'asyirol Muslimin
rahimakumullah ...
Pada kesempatan kali ini
tak lupa saya wasiatkan kepada diri kami pribadi dan jama’ah semuanya, marilah
kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah
sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di di dunia ini dan akhirat kelak.
Jamaah Jum’at yang
berbahagia ...
Di antara hal yang
menyibukkan hati kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini adalah mencari
rizki. Menurut pengamatan, sebagian besar kaum muslimin memandang bahwa
berpegang teguh dengan syari'at Islam akan mengurangi rizki mereka, bahkan
lebih lebih parah dan menyedihkan, ada sejumlah orang yang masih menjaga
kewajiban syari’at Islam tetapi mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan
di bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari hukum-hukum
Islam, terutama yang berkenaan dengan hukum halal dan haram.
Mereka itu mengira bahwa
Allah mensyari’atkan agamaNya hanya sebagai petunjuk bagi ummat manusia dalam
perkara-perkara kebahagiaan di akhirat saja. Padahal Allah mensyari’atkan agama
ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka
di dunia ini.
Sebagaimana Imam
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiallaahu anhu , ia berkata:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Sesungguhnya
do’a yang sering diucapkan Nabi adalah, “Wahai Tuhan Kami’ karuniakanlah kepada
kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka”.
Ma'asyirol Muslimin a’azza kumullah ...
Allah dan RasulNya tidak
meninggalkan umat Islam dalam kegelapan dan keraguan tanpa petunjuk dalam usaha
mencari penghidupan. Tetapi sebaliknya, sebab-sebab mendapat rizki telah diatur
dan dijelaskan. Sekiranya ummat ini mau memahami dan menyadarinya, niscaya
Allah akan memudahkan mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rizki dari setiap arah,
serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi.
Ma'asyirol Muslimin
rahimakumullah ...
Di antara sebab
terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat
kepada Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Nuh AS yang berkata kepada
kaumnya:
“Maka aku
katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
Yang dimaksud istighfar
dan taubat di sini bukan hanya sekedar diucapkan di lisan saja, tidak membekas
di dalam hati sama sekali, bahkan tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota
badan. Tetapi yang dimaksud dengan istighfar di sini adalah sebagaimana
dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah “Meminta (ampun) dengan
disertai ucapan dan perbuatan dan bukan sekedar lisan semata.”
Sedangkan makna taubat
sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan
dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan
kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang lebih baik (sebagai
ganti). Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya telah
sempurna. Jika taubatnya berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ditambah
satu lagi, yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain. Jika
berupa harta benda maka ia harus mengembalikan, jika berupa had
(hukuman) maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta maaf
kepadanya dan jika berupa qhibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.
Ma'asyirol Muslimin
rahimakumullah ...
Al-Hafizh Ibnu Katsir
dalam manfsirkan (surat Nuh: 10-12) Beliau berkata: “Maknanya, jika kalian
bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya, niscaya Ia akan memperbanyak
rizki kalian, Ia akan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit,
mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
melimpahkan air susu, memperbanyak harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan
kebun-kebun yang di dalamnya terdapat macam-macam buah-buahan untuk kalian
serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.
Imam Al-Qurtubi
menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasannya ia berkata: “Ada seorang laki-laki
mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau
berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain mengadu
kepadanya tentang kemiskinan, maka beliau berkata kepadanya, Beristighfarlah
kepada Allah! Yang lain lagi berkata kepadanya, ’Do’akanlah (aku) kepada Allah,
agar ia memberiku anak!!’ maka beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristighfar
kepada Allah! Dan yang lainnya lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan
kebunnya maka beliau mengatakan (pula),’Beristighfarlah kepada Allah!.
Ma'asyirol Muslimin
rahimakumullah ...
Kemudian di ayat yang
lain Allah yang menceritakan tentang seruan Hud kepada kaumnya agar
beristighfar.
“Dan (Hud
berkata),’Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah
kepadaNya, niscaya Dia kan menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia
akan membawa kekuatan kepada kekuatanmu dan juga janganlah kamu berpaling
dengan berbuat dosa.” (Hud: 52)
Al-Hafizh Ibnu Katsir
dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan: “Kemudian Hud
memerintahkan kaumnya untuk beristighfar sehingga dosa-dosa yang lalu dapat
dihapuskan, kemudian memerintahkan bertaubat untuk waktu yang mereka hadapi.
Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya,
melancarkan urusannya dan menjaga keadaanya. Inilah buah dari istighfar dan
taubat.
Ma'asyirol Muslimin
A’azza kumullah ...
Dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari
Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda:
مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا
وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
“Barangsiapa memperbanyak
istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap
kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah
akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dalam hadist yang mulia
ini, Nabi menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang
memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah akan memberi rizki
dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak pernah diharapkan serta tidak
pernah terbersit dalam hati.
Karena itu, kepada orang
yang mengharapkan rizki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar,
baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaklah kita selalu waspada!
dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia
adalah pekerjaan para pendusta.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ
فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَلصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ سَلَكَ سَبِيْلَهُ وَاهْتَدَى
بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.أَمَّا بَعْدُ؛ وَقَالَ النَّبِيُ: اِتَّقِ
اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ
النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ. (رواه الترمذي).
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ.
Ya Allah, jadikanlah kami
termasuk orang-orang yang selalu bertaubat dan beristighfar, dan mudahkanlah
rizki -rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadaan kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Ya Allah, jadikanlah
kami termasuk hamba-hamba Mu yang pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada
kami buahnya, di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar
lagi Maha Mengabulkan do’a. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا
مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا
مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ
وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ فِي الْحَلاَلِ، وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ
الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ
وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar